Sabtu, 02 November 2013

Nilai tukar rupiah sulit di bawah Rp 10.000 per USD



Nilai tukar rupiah sulit di bawah Rp 10.000 per USD


Merdeka.com - Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sulit berada di bawah Rp 10.000. Mengingat, ketergantungan Indonesia terhadap impor masih besar.
"Kalau di bawah Rp 10.000, itu bonus dan hanya sementara waktu," katanya saat acara "Coffee Morning di kantor pusat PLN, Jakarta, Senin (28/10).
Dia menambahkan, rupiah menguat disebabkan oleh dana asing yang mengalir deras ke dalam negeri. Kondisi itu sulit terjadi di tengah ketidakstabilan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
"Belum lagi, pada 2015 di AS tidak boleh lagi cetak uang. Uni Eropa, Yunani mengalami default karena tidak bisa membayar utang. Sebentar lagi semua sama. Artinya AS dan UE bisa 1-2 dekade krisis," jelas dia.
Sebenarnya, menurut Aviliani, setiap empat bulan sekali Indonesia mengalami krisis kecil. Untungnya, hal ini tidak disadari oleh masyarakat. "Apa yang kita lakukan? orang berperilaku normal. Termasuk pemerintah tidak perlu panik. Itu sudah terjadi khususnya untuk negara maju," katanya.
http://www.merdeka.com/uang/nilai-tukar-rupiah-sulit-di-bawah-rp-10000-per-usd.html



Tanggapan:
Menurut Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar sulit berada dibawah Rp 10.000 karena mengingat Indoesia sangat ketergantungan terhadap impor yang sangat besar. Kalau bisa dibawah 10.000 itu hanya bonus sementara waktu saja karena disebabkan dana asing yang mengalir deras ke dalam negeri.
Sebaiknya pemerintah harus bisa melepaskan dari ketergantungan impor yang besar, pemerintah harus juga bisa lebih mandiri lagi dan menggunakan produk-produk dalam negeri supaya mengurangin impor dari luar negeri. Dan juga tingkat kesadaran masyarakar untuk cinta menggunakan produk-produk dalam negeri.

Meski sempat surplus, neraca perdagangan akan kembali defisit



Meski sempat surplus, neraca perdagangan akan kembali defisit

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) pesimis memperkirakan peluang mempertahankan surplus neraca perdagangan seperti Agustus lalu. Pantauan bank sentral menunjukkan, besar kemungkinan data dua bulanan ekspor-impor yang memotret kondisi September akan kembali terperosok.
Penyebab utamanya justru impor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diklaim pemerintah mulai turun selepas ada penyesuaian harga jual tiga bulan lalu.
"Impor bahan bakar minyak pada September masih terlihat tinggi. Jadi, neraca perdagangan dikhawatirkan mungkin kembali defisit," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat bertandang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (30/10).
Selanjutnya, ancaman defisit neraca perdagangan itu merembet pada akun neraca transaksi berjalan yang diperkirakan akan berada di kisaran 3,3 hingga 3,5 persen, khusus triwulan III tahun ini. Setidaknya, menurut Agus, sudah ada perbaikan dibanding kondisi pada triwulan II.
"Kami lihat transaksi berjalan di kuartal ketiga ini lebih baik dibanding kuartal kedua," ungkapnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengklaim pertumbuhan konsumsi BBM pada triwulan III lebih rendah, dibanding periode sebelumnya. Data pemerintah menyebut peningkatan konsumsi premium dan solar lebih rendah dibanding kisaran 6-8 persen di Semester pertama tahun ini.
"Terjadi penghematan konsumsi besar BBM kita. Kenaikan harga BBM waktu itu memperbaiki fiskal kita, cara mengonsumsi BBM kita dan ada kesadaran baru penghematan itu penting," kata Hatta awal bulan lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor sepanjang Agustus lalu menurun 12,77 persen dibanding bulan sebelumnya dengan nilai USD 15,08 miliar. Rupanya, besaran impor turun lebih besar mencapai 25,2 persen dibanding Juli 2013, senilai USD 13 juta. Imbasnya, neraca perdagangan Agustus 2013 surplus USD 132,4 juta.

Tanggapan:
BI pesimis memperkirakan mempertahankan surplus neraca perdagangan. Penyebab utamanya adalah impor BBM. Selanjutnya ancaman deficit akan merembet pada akun neraca transaksi berjalan yang berada di kisaran 3,3-3,5 persen.sebaiknya ini harus di perbaiki supaya neraca perdagangan dan neraca transaksi tidak terlalu deficit lebih jauh lagi terutama dalam impor BBM. Pemerintah harus memikirkan mateng-mateng dalam mengimpor minyak dan memberikan solusi dalam mengurangi impor BBM yang menjadi factor utama yang menyebabkan deficit

Ekonomi berpotensi kembali ke level 6 persen di 2014



Ekonomi berpotensi kembali ke level 6 persen di 2014


Bank Indonesia masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 6 persen depan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan masih tetap berada di kisaran proyeksi BI yakni berada di level 5,5 persen hingga 5,9 persen.
"Kami memang melihat ekonomi tahun depan secara global itu lebih baik. Kita harapkan komoditi andalan ekspor Indonesia juga sudah lebih baik, sehingga kalau seandainya kita masih berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2014 ada di kisaran 6 persen, itu kami merasa masih bisa dicapai," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Jumat (4/10).
Menurutnya, faktor Pemilu tidak lepas dari kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan yang diyakini bisa kembali ke kisaran 6 persen. Berkaca pada tren sebelum-sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi biasanya lebih cepat.
"Apalagi kalau kia mengetahui kalau untuk Indonesia tahun depan itu adalah tahun pemilu, dan biasanya kalau tahun pemilu itu pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa tambah sekitar 0,2 - 0,3 persen," jelas Agus.
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 akan berada di kisaran 5,3 persen. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa pasar internasional masih akan bergejolak.
Sedangkan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan berada di kisaran 6 persen.

http://www.merdeka.com/uang/ekonomi-berpotensi-kembali-ke-level-6-persen-di-2014.html

Tanggapan:
BI masih optimis pertumuhan ekonomi Indonesia masih bias naik hingga 6 persen ke depan. Karena yang kita tau bahwa tahun depan adalah tahun pemilu, karena di tahun pemilu pertumbuhan ekonomi di Indonesia bias bertambah 0,2-o,3 persen. Dan DPR pun telah menyetujui pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan berada kisaran 6 persen. Semoga saja perekonomi ekonomi Indonesia tetap stabil dan bias naik terus.

Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi kesalahan Saji Material dan Kecuramgan Material



Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi kesalahan Saji Material

Auditor menghabiskan porsi waktu terbesarnya untuk melakukan perencanaan dan menjalankan audit untuk mendeteksi kesalahan yang tidak disengaja yang dilakukuan oleh manajemen dan karyawan. Auditor menekan beragam kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan dalam perhitungan, kealpaan , kesalahpahaman dan kesalahan penerepan standar akuntansi, serta kesalahan dalam pengelmpokan dan penjelasan.







Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Material

Standar audit tidak membedakan tanggung jawab manajemen untuk menemukan kesalahan dan kecurangan. Pada kedua kasus ini, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material. Standar audit juga mengakui bahwa kecurangan lebih sulit untuk dideteksi karena manajaemen atau karyawan  terlibat dalam kecurangan tersebut berusaha untuk menutup-nutupi kecurangan tersebut. Namun demikian, kesulitan dalam mendeteksi tidak mengubah tanggung jawab auditor untuk merencanakan dan menjalankan audit dengan tepat untuk mendeteksi salah saji material, baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan.



Sumber : buku jasa audit dan assurance

Kuartal III/2013, BI kira ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen



Kuartal III/2013, BI kira ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III tahun ini sebesar 5,6 persen. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2013 berada pada kisaran 5,5 persen-5,9 persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan perekonomian global masih belum stabil. Sejalan dengan itu, kinerja perekonomian domestik menunjukkan kecenderungan yang melambat.
"Kinerja ekonomi global yang masih melambat dan pergerakan harga komoditas yang masih cenderung menurun, mendorong masih terbatasnya kinerja ekspor," kata Agus dikantornya, Jakarta, Selasa (8/10).
BI memperkirakan konsumsi rumah tangga dan investasi masih tertekan sebagai dampak dari menurunnya daya beli akibat tingginya tekanan harga pasca penaikan harga BBM bersubsidi.
Kinerja perekonomian nasional diperkirakan akan membaik pada tahun depan. Ini sejalan dengan perekonomian global dan harga komoditas yang diperkirakan membaik.
"Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh lebih tinggi mencapai 5,8 persen hingga 6,2 persen," katanya.

http://www.merdeka.com/uang/kuartal-iii2013-bi-kira-ekonomi-indonesia-tumbuh-56-persen.html



Tanggapan:
Bahwasannya perekonomian nasional akan membaik, BI memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen di kuartal III/2013. Semoga BI dan pemerintah tetap terus konsisten untuk mempertumbuh perekonomian nasional dan terus ditingkatkan untuk tahun-tahun mendatang.