Minggu, 29 Desember 2013

Indonesia Diserbu Tembakau Impor



Indonesia Diserbu Tembakau Impor


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pertanian menyebutkan, impor tembakau ke Indonesia masih tinggi dibandingkan volume ekspornya. Karena itu, perlu adanya peningkatan jumlah produksi lokal untuk meningkatkan kinerja ekspor tembakau.
"Mulai tahun 2007 sampai 2012, volume perdagangan impor tembakau masih tinggi di Indonesia," kata Nunowo Parijo, Direktur Budidaya Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dalam seminar Dampak Aksesi FCTC bagi Industri Hasil Tembakau, di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (24/12/2013).
Tingginya impor tembakau lantaran produk hasil industri dalam negeri banyak yang terserap oleh kebutuhan perusahaan industri tembakau. Oleh karenanya, yang diekspor hanya sedikit.
"Memang masalah supply dan demand antara persediaan dan kebutuhan," ucap Parijo.
Tembakau impor mayoritas berasal dari China, India, dan ada beberapa dari Thailand. "Tahun 2012 yang lalu, volume impor tembakau itu mencapai 137.425,70 ton, sedangkan untuk tahun ini data belum ada," imbuh Parijo.
Menurut dia, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan produksi. Peningkatan produksi ini dapat berjalan apabila ada peningkatan lahan untuk menanam tembakau.
"Untuk pasar yang belum jenuh, permintaan untuk tembakau masih ada sehingga suplai ke pasar tersebut ditingkatkan," ucapnya.
Sekadar informasi, pada 2007-2012, impor tembakau mengalami peningkatan dibandingkan jumlah ekspor.
Pada tahun 2007, misalnya, tercatat ekspor tembakau sebanyak 39.296,58 ton, sedangkan impor mencapai 46.956,83 ton. Pada tahun 2008, ekspor tembakau naik menjadi 50.267,85 ton. Namun, volume impornya juga melejit menjadi 77.302,24 ton.
Pada tahun 2009, ekspor tembakau 52.515,19 ton, sedangkan impor 53.198,34 ton.
Pada tahun 2010, ekspor 57.408,22 ton, sedangkan impor 65.685,47 ton.
Pada 2011, ekspor tembakau 38.904,70 ton, sedangkan impor 106.570,46 ton. Pada tahun 2012, ekspor tercatat 37.110,46 ton, sedangkan impor melonjak hingga 137.425,70 ton
Tanggapan: Kementerian Pertanian menyebutkan, impor tembakau ke Indonesia masih tinggi dibandingkan volume ekspornya. Karena itu, perlu adanya peningkatan jumlah produksi lokal untuk meningkatkan kinerja ekspor tembakau

Asing Makin Bebas Kuasai Ragam Bisnis



Asing Makin Bebas Kuasai Ragam Bisnis


JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing bakal makin gampang menguasai ragam bisnis di Indonesia. Kemudahan ini akan tertuang dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan atau lebih lebih tenar aturan Daftar Negatif Investasi (DNI).
Berdasarkan hasil pembahasan revisi DNI di Kantor Menko Perekonomian, Selasa (24/12/2013), ada empat sektor usaha yang sebelumnya tertutup sama sekali menjadi terbuka bagi asing.
Pertama, penyediaan dan penyelenggaraan terminal darat. Kedua, pengujian kelayakan kendaraan bermotor atawa KIR. Ketiga, asing boleh memiliki 51 persen saham perusahaan periklanan. Tapi, ketentuan ini hanya berlaku bagi investor asing berasal dari ASEAN. Keempat, asing juga boleh menguasai 49 persen saham pembangkit listrik berkapasitas kurang dari 10 Megawatt.
Ketentuan sebelumnya, asing tak boleh masuk bisnis ini karena hanya diperuntukkan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada juga kelonggaran lain di sektor farmasi dan modal ventura. Di industri farmasi, misalnya, porsi saham asing ditambah dari maksimal 75 persen menjadi maksimal 85 persen. Ada yang dilonggarkan, ada pula yang batasi. Penguasaan asing akan dibatasi, antara lain, pada sektor pertanian hortikultura (buah dan sayuran).
Saat ini, asing bisa menguasai 95persen saham perusahaan pertanian hortikultura. Jika revisi aturan ini berlaku, asing hanya boleh menguasai maksimal 30 persen saham.

Revisi DNI kali ini juga memasukkan satu sektor usaha baru yang belum masuk DNI, yakni penyelenggara perdagangan alternatif di perdagangan bursa berjangka. Asing akan boleh memiliki 95 persen perusahaan pialang berjangka.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, menjelaskan, pelonggaran aturan investasi ini bertujuan menambah daya tarik investasi di Indonesia. Maklum, tahun depan Indonesia menargetkan investasi masuk Rp 450 triliun, naik 15 persen dibanding tahun ini yang senilai Rp 390,30 triliun. Lagi pula, sektor bisnis yang dibuka bagi asing rata-rata membutuhkan modal besar.
Mahendra mengakui bahwa calon DNI baru belum tentu mendongkrak pertumbuhan investasi Indonesia di tahun 2014. "Namun untuk jangka panjang, DNI ini akan berpengaruh signifikan," tandas Mahendra, Rabu (25/12/2013). Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, juga memandang positif revisi DNI dan sepakat jika sektor yang dibuka butuh campur tangan pengusaha asing.
"Ini sudah sesuai aspirasi kami, tapi pemerintah harus tegas, bidang usaha yang khusus untuk pengusaha lokal tetap dijaga kemurniannya," kata Suryo.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, berharap, pemerintah tetap melindungi kepentingan pengusaha lokal. Jangan sampai liberalisasi investasi ini akan mematikan pengusaha lokal

Tanggapan: - Investor asing bakal makin gampang menguasai ragam bisnis di Indonesia. Kemudahan ini akan tertuang dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan atau lebih lebih tenar aturan Daftar Negatif Investasi (DNI).

Investasi Asing Bisa 100 Persen



Investasi Asing Bisa 100 Persen


JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah akhirnya merampungkan draf final revisi daftar negatif investasi pada 24 Desember 2013. Khusus untuk bidang usaha di sektor strategis, seperti infrastruktur dasar, porsi kepemilikan modal asing boleh sampai maksimal 100 persen.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar mengatakan itu, Sabtu (24/12/2013), di Jakarta, seusai rapat finalisasi Revisi Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
Menurut Mahendra, pandangan dalam revisi itu tidak semata melihat dari sudut pandang perekonomian nasional, tetapi juga melihat kebutuhan dan kondisi pada setiap sektor. Draf final revisi daftar negatif investasi itu akan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Mahendra mengatakan, terkait proyek kerja sama pemerintah swasta (KPS) di sektor energi dan sumber daya mineral, investasi untuk pembangkit listrik dengan daya maksimal 10 megawatt (MW), kepemilikan asing bisa maksimal 100 persen. Ini berlaku dalam rangka KPS dan dalam masa konsesi.
Di luar KPS dan masa konsesi, kepemilikan asing maksimal bisa 95 persen. Investasi untuk pembangkit listrik dengan daya 1 MW sampai 10 MW porsi kepemilikan asing maksimal 49 persen.
Porsi kepemilikan asing hingga 100 persen, baik dalam rangka KPS selama masa konsesi, tidak hanya berlaku khusus untuk investasi di jenis usaha pembangkit saja, tetapi juga di bidang usaha transmisi tenaga listrik dan distribusi tenaga listrik

Tanggapan: Pemerintah akhirnya merampungkan draf final revisi daftar negatif investasi pada 24 Desember 2013. Khusus untuk bidang usaha di sektor strategis, seperti infrastruktur dasar, porsi kepemilikan modal asing boleh sampai maksimal 100 persen.

Pertamina Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 90 Triliun



Pertamina Siapkan Belanja Modal Hingga Rp 90 Triliun


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (persero) akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 7,85 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun pada 2014.

Dana sebesar itu akan dialokasikan sebesar 48 persen untuk bisnis hulu, 22,2 persen untuk kegiatan pengembangan bisnis, 13.4 persen bisnis gas, 6,4 persen untuk bisnis pengolahan, 6,1 persen untuk kegiatan pemasaran dan niaga, serta sekitar 3,9 persen untuk bisnis petrokimia dan anak perusahaan lainnya.

Vice President Corporate Communication Ali Mundakir menjelaskan dengan Capex tersebut, persero telah menyiapkan beberapa bisnis yang akan dikembangkan. Dari segi hulu, Pertamina akan memproduksikan sekitar 284.000 barel per hari minyak dan 1.567 MMscfd gas bumi atau setara dengan 554.700 barel setara minyak per hari (boepd)

"Peningkatan produksi juga ditargetkan pada bisnis panas bumi yaitu menjadi 3.036 GWh," ujar Ali, Kamis (26/12/2013).

Ali menjelaskan dari bisnis hulu Pertamina tahun depan, diperkirakan bisa menyumbangkan lebih dari 50 persen dari total laba usaha, terutama dipicu oleh peningkatan produksi dari kegiatan merger dan akuisisi maupun lapangan eksisting.

Adapun pada bisnis hilir Pertamina, target pendapatan akan didukung oleh peningkatan penjualan pada BBM retail non subsidi dan juga bisnis aviasi yang semakin menjanjikan seiring dengan peningkatan jumlah penerbangan domestik dan internasional.

"Bisnis petrokimia juga akan semakin agresif dalam kegiatan pemasaran, serta bisnis pelumas Pertamina yang tahun ini dilakukan spin off dari unit bisnis menjadi anak perusahaan, yaitu PT Pertamina Lubricants," ungkap Ali.

Bisnis gas perusahaan juga diperkirakan tumbuh signifikan terutama disokong oleh peningkatan bisnis niaga sekitar 374 persen seiring dengan kebijakan sinergi antar Anak Perusahaan Pertamina untuk memaksimalkan nilai tambah bisnis gas dari hulu, transportasi hingga kegiatan niaganya.

"Bisnis CNG (Chemical Natural Gas) diproyeksikan akan meningkat sejalan dengan mulai gencarnya program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi oleh pemerintah," papar Ali

Tanggapan: - PT Pertamina (persero) akan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 7,85 miliar dollar AS atau sekitar Rp 94 triliun pada 2014.

Dana sebesar itu akan dialokasikan sebesar 48 persen untuk bisnis hulu, 22,2 persen untuk kegiatan pengembangan bisnis, 13.4 persen bisnis gas, 6,4 persen untuk bisnis pengolahan, 6,1 persen untuk kegiatan pemasaran dan niaga, serta sekitar 3,9 persen untuk bisnis petrokimia dan anak perusahaan lainnya.


IHSG Berpeluang Menguat



IHSG Berpeluang Menguat

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) segera dibuka. Lantas, apakah detik-detik terakhir 2013 ini indeks bisa ditutup pada teritorial yang lebih hijau atau sebaliknya?

William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities bilang, jika melihat level penutupan IHSG pada 24 Desember kemarin, maka peluang indeks untuk ditutup di zona hijau. "Apalagi, indeks ditutup di atas level resistance 4.314," imbuh William, (27/12/2013).

Jadi, peluang penguatan masih terbuka cukup lebar dengan level support berada pada level 4.189 untuk saat ini. William memperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran 4.189-4.314. Saham UNTR, UNVR, BBCA, BBNI, CMNP, ISAT, EXCL, ASII, ANTMN, dan LSIP bisa menjadi pilihan.

Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital memberikan prediksi yang cenderung berhati-hati. Selain masih ditekan sentimen pelemahan rupiah, aksi beli selama perdagangan IHSG selama momen Natal dan menjelang penutupan tahun justru kurang diminati pelaku pasar.

Hal ini Sudah jelas menunjukkan bahwa IHSG tidak akan mengalami Santa Claus rally tahunan dan lebih cenderung terjebak dalam konsolidasi sideways sempit. Level support 3.980-4.100 dan resistance 4.270-4.410 merupakan kisaran pergerakan IHSG hari ini.

"Strategi trading buy on weakness dan sell on strength merupakan tema dari kondisi pasar saat ini," pungkas Yuganur. Menjadi saham yang direkomendasikannya TLKM, LSIP, ASRI, BMRI.

Tanggapan: Hal ini Sudah jelas menunjukkan bahwa IHSG tidak akan mengalami Santa Claus rally tahunan dan lebih cenderung terjebak dalam konsolidasi sideways sempit. Level support 3.980-4.100 dan resistance 4.270-4.410 merupakan kisaran pergerakan IHSG hari ini.