Minggu, 29 Desember 2013

IHSG Berpeluang Menguat



IHSG Berpeluang Menguat

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) segera dibuka. Lantas, apakah detik-detik terakhir 2013 ini indeks bisa ditutup pada teritorial yang lebih hijau atau sebaliknya?

William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities bilang, jika melihat level penutupan IHSG pada 24 Desember kemarin, maka peluang indeks untuk ditutup di zona hijau. "Apalagi, indeks ditutup di atas level resistance 4.314," imbuh William, (27/12/2013).

Jadi, peluang penguatan masih terbuka cukup lebar dengan level support berada pada level 4.189 untuk saat ini. William memperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran 4.189-4.314. Saham UNTR, UNVR, BBCA, BBNI, CMNP, ISAT, EXCL, ASII, ANTMN, dan LSIP bisa menjadi pilihan.

Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital memberikan prediksi yang cenderung berhati-hati. Selain masih ditekan sentimen pelemahan rupiah, aksi beli selama perdagangan IHSG selama momen Natal dan menjelang penutupan tahun justru kurang diminati pelaku pasar.

Hal ini Sudah jelas menunjukkan bahwa IHSG tidak akan mengalami Santa Claus rally tahunan dan lebih cenderung terjebak dalam konsolidasi sideways sempit. Level support 3.980-4.100 dan resistance 4.270-4.410 merupakan kisaran pergerakan IHSG hari ini.

"Strategi trading buy on weakness dan sell on strength merupakan tema dari kondisi pasar saat ini," pungkas Yuganur. Menjadi saham yang direkomendasikannya TLKM, LSIP, ASRI, BMRI.

Tanggapan: Hal ini Sudah jelas menunjukkan bahwa IHSG tidak akan mengalami Santa Claus rally tahunan dan lebih cenderung terjebak dalam konsolidasi sideways sempit. Level support 3.980-4.100 dan resistance 4.270-4.410 merupakan kisaran pergerakan IHSG hari ini.


Jika Digabung, 10 Brand Indonesia Ini Bernilai Lebih dari Rp 1.000 triliun



Jika Digabung, 10 Brand Indonesia Ini Bernilai Lebih dari Rp 1.000 triliun

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga konsultan bisnis, Brand Finance Indonesia menyebutkan 10 brand lokal asli Indonesia pada 2013 jika digabungkan bernilai 104,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.200 triliun.

Dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Kamis (28/11/2013) disebutkan 10 brand itu mewakili 59 persen dari total nilai merek yang masuk dalam jajaran Top 100 brand Indonesia. Adapun 10 brand besar itu adalah:
- Sampoerna
- Telekom Indonesia
- Bank Mandiri
- Dji Sam Soe
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)
- Bank Central Asia (BCA)
- Bank Negara Indonesia (BNI)
- Perusahaan Gas Negara (PGN)
- Indosat
- Garuda Indonesia.

Lembaga konsultan itu menyatakan, merek Indonesia perlu tetap meningkatkan daya saing mereka seiring dengan total nilai tidak berwujud (intangible) dari kawasan ASEAN telah meningkat sejak tahun 2001.

"Nilai tidak berwujud merupakan aset penting bagi Indonesia, di mana hal ini menjadi penting mengingat komposisi Indonesia terhadap nilai perusahaan tidak sejalan dengan rata-rata global yang dilaporkan oleh persentase yang sangat tinggi dari nilai yang dirahasiakan perusahaan," ujar Samir Dixit, Managing Director Brand Finance Asia Pacific.

Dia melanjutkan, saat ini, muncul tanda positif bagi perkembangan brand di Indonesia seiring dengan munculnya berbagai brand Indonesia yang diakui dunia internasional dan mampu bermain ranah global.

Sementara itu, Galih Rangha Putra, Deputy Managing Director Brand Finance Indonesia menjelaskan bahwa memahami brand akan memungkinkan perusahaan mendapatkan keuntungan secara eksponensial ketika pasar sedang bagus dan mengalokasikan sumber daya secara efisien dengan mengukur brand value drivers mereka.

Tanggapan: Lembaga konsultan bisnis, Brand Finance Indonesia menyebutkan 10 brand lokal asli Indonesia pada 2013 jika digabungkan bernilai 104,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.200T

Pertamina Akuisisi Blok Migas di Aljazair



Pertamina Akuisisi Blok Migas di Aljazair

NUSA DUA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menuntaskan transaksi dengan ConocoPhillips untuk mengakuisisi unit bisnisnya di Aljazair, ConocoPhillips Algeria Limited, dengan total nilai 1,75 miliar dollar AS sehingga perusahaan itu menguasai hak partisipasi 65 persen di Blok 405a. Hal ini sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, dalam jumpa pers pada pertemuan menteri-menteri energi dan sumber daya mineral ASEAN mengenai perkembangan mineral, Kamis (28/11/2013), di Nusa Dua, Bali, mengatakan, Pemerintah Indonesia terus mendorong PT Pertamina untuk mengakuisisi blok-blok migas di luar negeri.
”Ini untuk meningkatkan lifting (produksi siap jual) minyak. Hasil produksi minyak dari blok yang diakuisisi itu akan dicatat sebagai produksi minyak Indonesia,” kata Wacik.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, di Jakarta, menjelaskan, akuisisi skala besar itu memberikan Pertamina minyak mentah kualitas tinggi dalam jumlah signifikan dan merepresentasikan capaian kunci pada upaya ekspansi bisnis hulu migas internasional perseroan itu. (EVY)


Tanggapan: - PT Pertamina (Persero) menuntaskan transaksi dengan ConocoPhillips untuk mengakuisisi unit bisnisnya di Aljazair, ConocoPhillips Algeria Limited, dengan total nilai 1,75 miliar dollar AS sehingga perusahaan itu menguasai hak partisipasi 65 persen di Blok 405a. Hal ini sebagai bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak nasional.


Rupiah Pimpin Pelemahan di Antara 24 Mata Uang "Emerging Market"



Rupiah Pimpin Pelemahan di Antara 24 Mata Uang "Emerging Market"

JAKARTA, KOMPAS.com - Rupiah memimpin pelemahan di antara mata uang negara-negara berkembang pada pekan ini. Pelemahan dipicu oleh defisitnya neraca berjalan, sehingga Indonesia rentan terhadap kaburnya modal asing akibat Federal Reserve bersiap memangkas stimulus ekonominya.

Sejauh ini, defisit neraca berjalan setara dengan 3,8 persen dari PDB pada akhir September. Angka tersebut telah membaik dari kuartal II-2013 yang mencapai 4,4 persen.

“Pelemahan yang terjadi pada bulan ini kami lihat tidak seperti yang terjadi pada Juni lalu, di mana modal asing keluar secara besar-besaran. Yang terjadi saat ini adalah masalah kepercayaan pasar terhadap pemerintah serta permintaan dollar yang cukup tinggi," ujar Gundy Cahyadi, ekonom DBS Group Holdings Ltd sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Jumat (29/11/2013).

Menurutnya, jika prospek perekonomian suram, investor akan enggan kembali ke Indonesia.

Nilai tukar rupiah turun 5,9 persen pada November, sekaligus merupakan penurunan terbesar di antara 24 mata uang negara-negara berkembang. Mengacu pada data bloomberg, pada pukul 9.39 siang ini, rata-rata 1 dollar AS dihargai Rp 11.974. Posisi tersebut terlemah sejak Maret 2009, di mana nilai tukar rupiah mencapai Rp 12.000 per dollar AS.

Di pasar luar negeri, nilai tukar rupiah pada pasar non delivery forward 1 bulan dihargai Rp 11.940 per dollar AS, atau turun 7,6 persen pada bulan ini.


Tanggapan : Rupiah memimpin pelemahan di antara mata uang negara-negara berkembang pada pekan ini. Pelemahan dipicu oleh defisitnya neraca berjalan, sehingga Indonesia rentan terhadap kaburnya modal asing akibat Federal Reserve bersiap memangkas stimulus ekonominya.
Sejauh ini, defisit neraca berjalan setara dengan 3,8 persen dari PDB pada akhir September. Angka tersebut telah membaik dari kuartal II-2013 yang mencapai 4,4 persen

Robohnya Rupiah Kami



Robohnya Rupiah Kami

KOMPAS.com — Menyalahkan ulah para spekulan di balik robohnya nilai rupiah jelas hanya mencari kambing hitam. Bagi para spekulan, juga pedagang dan pengusaha, nilai rupiah bakal roboh dan ini mudah terbaca. Cukup mengikuti perkembangan cadangan devisa di Bank Indonesia (BI) dan mencermati perekonomian Indonesia, khususnya struktur ekspor dan impor. Kemarin, rupiah mendekati Rp 12.000 per dollar AS.
Rupiah yang roboh atau melemah tak lepas dari neraca transaksi berjalan yang sudah berlangsung sembilan triwulan ini atau 27 bulan. Neraca transaksi berjalan yang defisit merupakan sebuah indikator bahwa pasokan dollar AS ke negeri ini bakal seret. Defisit neraca perdagangan akan memastikan pasokan dollar AS melemah. Semakin memprihatinkan lagi jika neraca modal juga melemah. Neraca pembayaran akan defisit. Cadangan devisa akan rentan.
Saat ini, cadangan devisa 96,966 miliar dollar AS. Pada Agustus 2011, cadangan devisa pernah mencapai 124 miliar dollar AS. Masa bonanza di mana ekspor komoditas dan sumber daya alam (SDA), seperti batubara, minyak kelapa sawit mentah (CPO), dan bauksit, melambung. Sayangnya tidak ada langkah memperkuat struktur ekspor produk non-SDA. Akibatnya komposisi ekspor produk non-SDA merosot dari 48 persen pada tahun 2005 menjadi 36 persen pada tahun 2013.
Lebih ganjil lagi, tidak ada upaya pemerintah mengurangi impor. Apalagi impor barang yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri, seperti tekstil, alas kaki, dan pakaian jadi. Penyelundupan dibiarkan. Tak ada upaya memberikan insentif bagi manufaktur serupa di dalam negeri sehingga devisa bisa bertahan di dalam negeri.
Kepekaan seakan mati. Padahal, kenaikan jumlah kelas menengah dengan kemampuan belanja yang hebat akan mendorong kebutuhan. Industri dalam negeri tidak segera didorong untuk menangkap peluang ini. Padahal, semuanya ataupun sebagian, bisa dipenuhi dari dalam negeri, misalnya daging sapi, kedelai, produk hortikultura, dan produk manufaktur tertentu.
Struktur impor juga kian kuat, terutama dalam impor bahan bakar minyak (BBM). Sejak awal, kilang BBM tidak pernah dibangun lagi. Padahal, produksi mobil dan sepeda motor yang meningkat pesat akan membutuhkan premium atau pertamax. Semuanya lebih banyak dipasok dari impor.
Selain itu, juga tidak ditambah mandatori penggunaan biodiesel dalam solar untuk mengurangi impor bbm solar. Padahal, produk CPO berlimpah karena ekspor terganggu lemahnya pasar global. Tindakan baru diambil akhir Agustus lalu dan belum ada dampaknya. Alhasil, Pertamina perlu 150 juta-200 juta dollar AS per hari untuk impor BBM. Robohnya rupiah belakangan ini karena pemerintah dan kita semua lengah. Selalu terlambat mengantisipasi. (Pieter P Gero)
 
Tanggapan : Rupiah yang roboh atau melemah tak lepas dari neraca transaksi berjalan yang sudah berlangsung sembilan triwulan ini atau 27 bulan. Neraca transaksi berjalan yang defisit merupakan sebuah indikator bahwa pasokan dollar AS ke negeri ini bakal seret